Cari Blog Ini

TRAGEDI PEMBANTAIAN KELUARGA KERAJAAN NEPAL SEKEDAR KONSPIRASI SEMATA?

Berikut adalah wawancara yang dilakukan oleh Nepal press dengan narasumber Vivek Kumar Shah, mantan sekretaris militer istana yang masih aktif ketika peristiwa 1 Juni 2001 terjadi.





Vivek kumar

Nepal: Bagaimana pandangan Anda mengenai tragedi pembantaian tersebut?


Vivek Bikram Shah: Ada dua kemungkinan. Ketika pembantaian tersebut terjadi, emosi Putra Mahkota Dipendra sedang mencapai titik ekstrim. Kemudian di sana ada konspirasi politik yang kemungkinan melibatkan pihak-pihak di dalam negeri dan agensi intelijen luar negeri. Saya sempat menyarankan pada Yang Mulia (Gyanendra) agar hal ini dapat diselidiki.



Apakah saran itu dilakukan?


Tidak. Tidak pernah ada penyelidikan yang mengarah pada apa yang mendorong Dipendra untuk melakukan pembunuhan itu atau menyelidiki keterlibatan agen intelijen asing.




Menurut Anda, apa yang menyebabkan Gyanendra tidak ingin menyelidikinya?


Saya tidak ingin menjawab itu sekarang.




Sedangkan pada saat itu Anda sedang menjabat sebagai kepala keamanan istana. Lantas, mengapa tidak dilakukan proses penyelidikan yang layak?


Sebuah komisi penyelidik telah dibentuk di ruang arsip rumah sakit di Chhauni beberapa saat setelah tragedi itu terjadi. Mereka terdiri atas perdana menteri, juru bicara DPR, dan beberapa menteri lainnya. Sebuah komisi memang telah terbentuk, namun sama sekali tidak ada upaya untuk menyelidiki motifnya.



Mengapa Anda menduga adanya konspirasi (di dalam kasus ini)?


Saya tidak dapat memastikan bahwa memang terdapat adanya konspirasi. Namun ada banyak kepingan teka-teki dan hal-hal yang memang mengarah ke sana. Ada waktunya kelak mereka akan muncul sendiri ke permukaan.




Kapan?


Dalam beberapa tahun ke depan.




Jadi para konspirator memanfaatkan emosi Dipendra ?


Tepat sekali. Mereka memanfaatkan posisinya sebagai calon raja masa depan. Dan hal itu diperburuk oleh ratu Aiswarya (kita pernah mendengarnya) yang mengatakan pada Dipendra bahwa gelar pangeran mahkota yang disandangnya dapat dicopot dan diberikan kepada adiknya, Nirajan, apabila ia tetap memaksa untk menikahi Deviyani. Jadi seseorang yang dekat dengan Dipendra dan yang mengetahui ketidakpuasan hati Dipendra memanfaatkan situasi tersebut dengan memprovokasinya.



Untuk membunuh orangtuanya dan menjadi raja?


Saya menduga bahwa dia hanya ingin membunuh raja (Birendra) dan menjadi seorang raja. Dia tidak ingin melukai yang lainnya. Dia pikir apabila dia menjadi raja, maka ia akan mendapatkan kekebalan prosekusi dan hukum tak akan berlaku atasnya. Hal itu yang digunakan oleh pihak tertentu untuk menghasutnya.




Lantas, mengapa ia menembak yang lainnya?


Tembakan pertama diarahkannya ke langit-langit untuk menarik perhatian orang-orang yang ada di situ. Lalu ia menembak ke arah raja. Ketika Dhirendra mencoba untuk menghentikannya, Dipendra membunuh pamannya itu. Lalu ia kembali menembak raja. Semua itu terjadi hanya di dalam waktu beberapa detik. Setelah itu kekacauan terjadi dan (ia) melepaskan tembakan membabi buta.




Jika memang Dipendra yang melakukannya, lantas untuk apa ia menghabisi nyawanya sendiri?

Ia mencoba untuk bunuh diri.




Bagaimana ia dapat melakukannya? Bukankah ia sedang ada di dalam kondisi mabuk dan teler?

Tidak benar jika ia mabuk. Ia benar-benar ada di dalam kondisi sadar sepenuhnya dan hanya berpura-pura mabuk. Setelah membunuh beberapa orang, suara -suara di kepalanya mengatakan bahwa segala sesuatunya telah usai. Ia menembak pelipis kirinya dan peluru menembus hingga pelipis kanannya. Pistolnya jatuh ke kolam. Ia sangat cakap menembak dengan menggunakan kedua tangannya (ambidexter).



Keuntungan apa yang didapatkan para konspirator dari kejadian ini?


Raja Birendra bermaksud membuat gerakan mengingat kondisi negara yang sedang memburuk. Mungkin beberapa orang tidak menginginkannya untuk menjalankan rencananya itu. Tak ada satupun orang Nepal yang diuntungkan atas kejadian pembantaian itu. Pihak-pihak asing yang menginginkan adanya ketidakstabilan di Nepal tentunya yang diuntungkan.




Apa gerangan rencana raja Birendra itu?

Sebuah gerakan politik.



Seperti gerakan yang dilakukan raja Gyanendra pada tanggal 1 Februari?


Sulit untuk diungkapkan. Kami tak tahu seperti apa persisnya. Namun raja Birendra mengkhawatirkan mengenai dampak kerusakan negara yang disebabkan oleh pemberontakan kaum Maois. Kami memahami bahwa ia ingin membawa kaum Maois ke ranah politik.




Diterjemahkan dari sebuah artikel yang berjudul : "The royal massacre was a conspiracy".

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "TRAGEDI PEMBANTAIAN KELUARGA KERAJAAN NEPAL SEKEDAR KONSPIRASI SEMATA?"

Posting Komentar